Review Lengkap Interior Toyota Fortuner 2016 Indonesia
Wednesday, October 24, 2018
Add Comment
Akhirnya sekarang kita bisa menyimak artikel review Toyota Fortuner baru yang masih hangat dari oven. Otomatis, Ford Everest baru sudah tak jadi kandidat tunggal lagi karena sudah punya 2 pesaing yang kuat di kelas SUV ladder frame, merupakan Mitsubishi Pajero Sport baru yang sudah kami review tetapi belum diluncurkan dan Toyota Fortuner. Terus, apa sih baik dan buruknya pada saudara kandung Kijang Innova dan Hilux ini? Nah, sekarang saatnya anda untuk tahu.
Itu membuka pintunya, kami jelas tak terkejut jikalau desain keseluruhan interiornya sama dengan Kijang Innova ataupun Hilux, mengingat mereka bertiga sejatinya merupakan mobil yang sama. Jika baru secara visual, tetapi dikala kami mengandalkan indra peraba kami, ketahuan jikalau ada yang beda. Jika Kijang Innova masih didominasi bahan plastik dan fabric bahkan hingga ragam termahal, karenanya ragam termahal Fortuner dipersiapkan dengan baik, karena mayoritas panel yang masih kelihatan mata penumpangnya sudah dilapis kulit sehingga terkesan mewah. Tidak termahalnya saja ya, sisanya mah konsisten plastik dan fabric.
Ucap, itu hanya panel yang dilapis kulit, bukan soft touch seperti Mercedes Benz misalnya. Plastik keras bahkan masih ada, misalnya pada bagian dashboard atas dan doortrim depan-belakang, tetapi upaya seperti ini layak diapresiasi. Sementara varian terendah hanya mendapatkan jok fabric, ragam yang mahal sudah memperoleh jok kulit berwarna cokelat tua. Oh ya, kami menyukai doortrim-nya, desainnya tak aneh dan kita bisa mengistirahatkan lengan kita di situ, jauh lebih proper ketimbang doortrim Kijang Innova yang sama sekali tak bisa diciptakan sandaran tangan secara penuh.
Pengemudi Fortuner baru sekarang punya banyak mainan. Bukan hanya tombol-tombol setir yang terdiri dari tombol MID, audio, telepon dan paddle shift saja, tetapi pembatasan setir tilt dan telescopic sekarang sudah bisa dirasakan. Tambahan untuk ragam VRZ merupakan jok pengemudi elektrik, supaya sepantaran dengan Pajero Sport Dakar dan Everest Titanium. Di balik setirnya, duduk manis sebuah panel instrumen yang identik dengan Kijang Innova dan Hilux. Tidak seperti lampu kabin mobil lain yang berwarna kuning, lampu kabin Fortuner SRZ dan VRZ bertipe LED yang bercahaya putih.
Mengandalkan head unit yang sama dengan Kijang Innova dan Hilux, kami menyukai layar sentuhnya yang responsif serta menu yang lengkap. Tipe saja MiraCast, MirrorLink, iPod, Bluetooth,media player, dan lain-lain. Tidak seperti Kijang Innova, Fortuner punya fitur navigasi yang tergolong fleksibel. Fungsi air gesture masih ada, tetapi kami agak linglung di sebelah mana sensor geraknya. Turun sedikit, ada AC komputerisasi dengan pembatasan putar, tetapi bukan putar-putaran murahan dan sudah tersedia mode Auto juga. Ventilasi AC tersedia hingga baris ketiga dengan pembatasan AC penumpang depan dan belakang terpisah.
Cooling box yang berlokasi di atas glove box penumpang depan masih sama dengan Kijang Innova, menjadi salah satu skor pemikat yang ada padanya. Kompartemen penyimpanan lain ada di depan-belakang tuas transmisi, kantong di doortrim, 4 cup holder di kabin depan dan console box yang semuanya cukup praktis. Transmisi manual dan otomatis Fortuner sama-sama 6 percepatan, dan di belakang tuas transmisinya barulah dijumpai tombol ECO mode dan PWR mode untuk memilih mode berkendara.
Fitur keselamatan? Well, Toyota masih menyukai setengah-setengah dalam memperkenalkan fitur keselamatan, karena jikalau ingin Fortuner yang punya 7 airbags, stability control, tracion control, hill start assis dan asisten penyokong keselamatan aktif ataupun pasif lainnya, itu hanya ada di Fortuner 2.4 VRZ 4�4 yang harganya amat mahal. Tidak di bawah itu airbag-nya hanya 3 dan tak bisa stability control, traction control dan lain-lain. Bukan apa-apa, soalnya fitur keselamatan varian bawah-menengah dan atas benar-benar kontras, sama seperti di Kijang Innova.
Masuk ke kabin baris kedua, bagaimana rasanya? Ruangan yang dikenalkan memang cukup, tetapi entah kenapa rasanya bukan yang terlega di kelasnya,tak leluasa, bahkan desain plafon bubble roof hanya sedikit memperlega ruang kepala. Untuk postur 178 cm, ruang kepala dan kaki yang tersisa tak bisa dibilang leluasa, tetapi jikalau tinggi anda di bawah itu, rasanya bakal nyaman-nyaman saja. Profesi pantasnya, jok baris tengah sudah punya pembatasan sliding dan reclining, dan penumpang juga memiliki hak atas armrest ber-cup holder, power outler 12V dan pengait untuk menggantungkan barang turunan.
Fortuner tak punya meja lipat ataupun ambient lighting seperti Innova, tetapi Fortuner punya roof monitor untuk penumpang belakang. Boleh juga, tetapi monitor ini tak rigid, karena dikala disenggol-senggol dengan jari, gampang sekali mengayun atau bahasa kasarnya, masih ngewer-ngewer. Tidak hanya Fortuner saja lho yang demikian ini, bahkan Toyota Alphard juga punya roof monitor yang ngewer-ngewer. Lampu kabin LED putih di ragam SRZ dan VRZ lokasinya berdekatan dengan kontrol AC untuk penumpang belakang.
Fortuner tak punya captain seat di ragam manapun, jadi sejak awal memang didesain untuk memuat 7 orang di kabinnya. Rumusan standar mobil dengan banderol setengah miliar, joknya sudah ISOFIX, dan jalan masuk bangku belakang gampang karena sudah one touch tumble. Yah, seperti biasa, duduk di bangku baris ketiga amat amat tak baik bagi orang dewasa, karena mentok di kaki dan kepala, tak ada alasan kuat untuk orang dewasa duduk di sana jikalau benar-benar terpaksa. Tidak seperti Kijang Innova yang didesain untuk mengangkut 3 orang di baris ketiga, Fortuner hanya didesain untuk 2 orang saja di baris itu. Paling tak, penumpangnya masih bisa ventilasi AC, daerah penyimpanan dan sabuk pengaman.
Bagasi Fortuner sedikit lebih lega ketimbang yang lama, dan lagi-lagi sama seperti Innova, bangku baris ketiganya dilipat menyamping dan bangku baris keduanya dilipat ke depan, tetapi sekarang ada power outlet 12V di sisi kiri bawah bagasi. Jika melipat bangku belakang Fortuner amat gampang dan enteng, bahkan si kecil kecil bisa mengerjakannya. Ban serep Fortuner diletakkan di kolong mobil, tetapi sebagian ragam sudah memperoleh cover ban serep supaya kelihatan lebih rapi.
Itu membuka pintunya, kami jelas tak terkejut jikalau desain keseluruhan interiornya sama dengan Kijang Innova ataupun Hilux, mengingat mereka bertiga sejatinya merupakan mobil yang sama. Jika baru secara visual, tetapi dikala kami mengandalkan indra peraba kami, ketahuan jikalau ada yang beda. Jika Kijang Innova masih didominasi bahan plastik dan fabric bahkan hingga ragam termahal, karenanya ragam termahal Fortuner dipersiapkan dengan baik, karena mayoritas panel yang masih kelihatan mata penumpangnya sudah dilapis kulit sehingga terkesan mewah. Tidak termahalnya saja ya, sisanya mah konsisten plastik dan fabric.
Ucap, itu hanya panel yang dilapis kulit, bukan soft touch seperti Mercedes Benz misalnya. Plastik keras bahkan masih ada, misalnya pada bagian dashboard atas dan doortrim depan-belakang, tetapi upaya seperti ini layak diapresiasi. Sementara varian terendah hanya mendapatkan jok fabric, ragam yang mahal sudah memperoleh jok kulit berwarna cokelat tua. Oh ya, kami menyukai doortrim-nya, desainnya tak aneh dan kita bisa mengistirahatkan lengan kita di situ, jauh lebih proper ketimbang doortrim Kijang Innova yang sama sekali tak bisa diciptakan sandaran tangan secara penuh.
Pengemudi Fortuner baru sekarang punya banyak mainan. Bukan hanya tombol-tombol setir yang terdiri dari tombol MID, audio, telepon dan paddle shift saja, tetapi pembatasan setir tilt dan telescopic sekarang sudah bisa dirasakan. Tambahan untuk ragam VRZ merupakan jok pengemudi elektrik, supaya sepantaran dengan Pajero Sport Dakar dan Everest Titanium. Di balik setirnya, duduk manis sebuah panel instrumen yang identik dengan Kijang Innova dan Hilux. Tidak seperti lampu kabin mobil lain yang berwarna kuning, lampu kabin Fortuner SRZ dan VRZ bertipe LED yang bercahaya putih.
Mengandalkan head unit yang sama dengan Kijang Innova dan Hilux, kami menyukai layar sentuhnya yang responsif serta menu yang lengkap. Tipe saja MiraCast, MirrorLink, iPod, Bluetooth,media player, dan lain-lain. Tidak seperti Kijang Innova, Fortuner punya fitur navigasi yang tergolong fleksibel. Fungsi air gesture masih ada, tetapi kami agak linglung di sebelah mana sensor geraknya. Turun sedikit, ada AC komputerisasi dengan pembatasan putar, tetapi bukan putar-putaran murahan dan sudah tersedia mode Auto juga. Ventilasi AC tersedia hingga baris ketiga dengan pembatasan AC penumpang depan dan belakang terpisah.
Cooling box yang berlokasi di atas glove box penumpang depan masih sama dengan Kijang Innova, menjadi salah satu skor pemikat yang ada padanya. Kompartemen penyimpanan lain ada di depan-belakang tuas transmisi, kantong di doortrim, 4 cup holder di kabin depan dan console box yang semuanya cukup praktis. Transmisi manual dan otomatis Fortuner sama-sama 6 percepatan, dan di belakang tuas transmisinya barulah dijumpai tombol ECO mode dan PWR mode untuk memilih mode berkendara.
Fitur keselamatan? Well, Toyota masih menyukai setengah-setengah dalam memperkenalkan fitur keselamatan, karena jikalau ingin Fortuner yang punya 7 airbags, stability control, tracion control, hill start assis dan asisten penyokong keselamatan aktif ataupun pasif lainnya, itu hanya ada di Fortuner 2.4 VRZ 4�4 yang harganya amat mahal. Tidak di bawah itu airbag-nya hanya 3 dan tak bisa stability control, traction control dan lain-lain. Bukan apa-apa, soalnya fitur keselamatan varian bawah-menengah dan atas benar-benar kontras, sama seperti di Kijang Innova.
Masuk ke kabin baris kedua, bagaimana rasanya? Ruangan yang dikenalkan memang cukup, tetapi entah kenapa rasanya bukan yang terlega di kelasnya,tak leluasa, bahkan desain plafon bubble roof hanya sedikit memperlega ruang kepala. Untuk postur 178 cm, ruang kepala dan kaki yang tersisa tak bisa dibilang leluasa, tetapi jikalau tinggi anda di bawah itu, rasanya bakal nyaman-nyaman saja. Profesi pantasnya, jok baris tengah sudah punya pembatasan sliding dan reclining, dan penumpang juga memiliki hak atas armrest ber-cup holder, power outler 12V dan pengait untuk menggantungkan barang turunan.
Fortuner tak punya meja lipat ataupun ambient lighting seperti Innova, tetapi Fortuner punya roof monitor untuk penumpang belakang. Boleh juga, tetapi monitor ini tak rigid, karena dikala disenggol-senggol dengan jari, gampang sekali mengayun atau bahasa kasarnya, masih ngewer-ngewer. Tidak hanya Fortuner saja lho yang demikian ini, bahkan Toyota Alphard juga punya roof monitor yang ngewer-ngewer. Lampu kabin LED putih di ragam SRZ dan VRZ lokasinya berdekatan dengan kontrol AC untuk penumpang belakang.
Fortuner tak punya captain seat di ragam manapun, jadi sejak awal memang didesain untuk memuat 7 orang di kabinnya. Rumusan standar mobil dengan banderol setengah miliar, joknya sudah ISOFIX, dan jalan masuk bangku belakang gampang karena sudah one touch tumble. Yah, seperti biasa, duduk di bangku baris ketiga amat amat tak baik bagi orang dewasa, karena mentok di kaki dan kepala, tak ada alasan kuat untuk orang dewasa duduk di sana jikalau benar-benar terpaksa. Tidak seperti Kijang Innova yang didesain untuk mengangkut 3 orang di baris ketiga, Fortuner hanya didesain untuk 2 orang saja di baris itu. Paling tak, penumpangnya masih bisa ventilasi AC, daerah penyimpanan dan sabuk pengaman.
Bagasi Fortuner sedikit lebih lega ketimbang yang lama, dan lagi-lagi sama seperti Innova, bangku baris ketiganya dilipat menyamping dan bangku baris keduanya dilipat ke depan, tetapi sekarang ada power outlet 12V di sisi kiri bawah bagasi. Jika melipat bangku belakang Fortuner amat gampang dan enteng, bahkan si kecil kecil bisa mengerjakannya. Ban serep Fortuner diletakkan di kolong mobil, tetapi sebagian ragam sudah memperoleh cover ban serep supaya kelihatan lebih rapi.
0 Response to "Review Lengkap Interior Toyota Fortuner 2016 Indonesia"
Post a Comment